Senin, 14 Oktober 2013

detail beritaHARI Raya Qurban atau Idul Adha akan segera tiba. Beragam suguhan daging khas seperti kambing dan sapi pun menjadi olahan yang banyak dikonsumsi masyarakat.

Khususnya daging kambing, ada banyak mitos yang melatarinya dan beredar di masyarakat luas. Bahwa daging kambing membuat darah naik dan sebagainya.

Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB,FINASIM,FACP dalam rilisnya mengatakan bahwa beberapa mitos yang sangat diyakini masyarakat kebenarannya yang pertama ialah masyarakat yang kebetulan diketahui tekanan darahnya rendah atau hipotensi (TD < atau = 90/60) akhirnya meningkatkan makan daging kambing  agar tensinya naik. Padahal, tekanan darah rendah bisa disebabkan oleh berbagai hal. 

"Bisa karena perdarahan, kurang minum sampai dehidrasi karena berbagai sebab, kelelahan atau kurang tidur. Tensi yang rendah juga dapat disebabkan karena gangguan pada jantung baik karena kelainan katup atau serangan jantung bahkan gagal jantung. Tapi pada sebagian masyarakat tanpa melihat kenapa TDnya rendah langsung menkonsumsi daging kambing secara berlebihan. Kalau tensi turun karena gangguan jantung konsumsi daging kambing yang berlebihan  justru akan fatal dan memperburuk keadaan,"tulisnya.

Dipaparkannya lebih lanjut, dampak langsung akibat mengonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit. Kalau kebetulan mempunyai penyakit GERD (penyakit dimana asam atau isi lambung balik arah ke atas), maka GERD-nya akan bertambah parah setelah mengonsumsi daging kambing berlebihan. Belum lagi efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah.

Selanjutnya, mitos kedua yang juga beredar di tengah masyarakat adalah bahwa “torpedo” atau testis kambing akan meningkatkan gairah seksual atau sate kambing setengah matang meningkatkan gairah seksual. Ternyata hal ini pun tidak sepenuhnya benar.

"Memang, testis kambing banyak mengandung testosteron yang dapat meningkatkan gairah seksual. Tetapi sebenarnya peningkatan gairah seksual terjadi karena multifaktor dan tidak semata-mata berhubungan dengan makanan,"tambahnya.

Dr Ari menuturkan, daging kambing dan juga daging merah lain seperti daging sapi mengandung tinggi lemak. Lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh. Lemak jenuh ini banyak mengandung LDL lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah kita. Selain lemak, daging kambing juga mengandung protein hewani. Protein kita butuhkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun. Daging kambing termasuk juga daging sapi yang akan menjadi santapan utama Hari Raya Kurban mengandung zat gizi yang memang kita butuhkan tetapi kalau jumlahnya berlebihan akan mengganggu kesehatan kita. 

"'Untuk itu, jangan lupa imbangi banyak makan buah dan sayur untuk mengurangi efek samping dari makan daging berlebihan,"tutupnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Sabtu, 17 Mei 2025